Selain perubahan fisik minyak yang akan membuat sajian makanan menjadi kurang sedap saat disantap, ada beberapa ancaman kesehatan yang mengintai akibat mengkonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak yang sudah dipakai atau yang biasa disebut minyak jelantah.
Selain itu, minyak yang digunakan berulang akan memunculkan radikal bebas yang berbahaya untuk tubuh.
Tak hanya meningkatkan kadar kolesterol dan lemak trans di dalam tubuh, konsumsi minyak jelantah akan meningkatkan risiko terkena diabetes, serangan jantung, stroke, dan penyakit degeneratif lainnya.
“Saat dipanaskan berulang kali, akan mengalami oksidasi yang akan meningkatkan radikal bebas di dalam tubuh. Jika tidak ada antioksidan, maka akan meningkatkan risiko diabetes hingga serangan jantung,” jelas Prof Ahmad Sulaeman.
“Minyak juga akan mengalami polimerisasi dan menghasilkan zat karsinogen penyebab kanker,” tambahnya.
Membatasi penggunaan minyak bekas pakai saja tak cukup, karena menurutnya, salah satu cara mengurangi dampak buruk minyak jelantah adalah mengetahui smoke point atau titik asap yang dimiliki oleh minyak. Semakin rendah titik asapnya, maka semakin cepat pula minyak mengalami perubahan warna dan aroma.